Lipstick Effect: Bahagia Sesaat, Dompet pun Sekarat
Pernah enggak, sih? Kondisi keuangan lagi bokek, tapi tetap kepengin beli sesuatu dalam rangka menaikan mood yang lagi kacau banget! Misalnya, lipstik baru, kopi fancy, atau pernak-pernik dapur yang gemes dan lucu-lucu. Padahal, kondisi keuangan lagi ketat banget. Nah, fenomena ini disebut Lipstick Effect. Istilah ini menggambarkan kebiasaan orang yang tetap ingin belanja barang kecil sebagai self-reward meski kondisi ekonomi sedang sulit.
Apa Itu Lipstick Effect?
Lipstick effect adalah istilah populer setelah peristiwa krisis ekonomi di mana penjualan lipstik meningkat drastis. Sebenarnya, fenomena ini pertama kali diulas oleh Juliet Schor dalam bukunya The Overspent American (1998), sebelum akhirnya dipopulerkan oleh Leonard Lauder, pewaris perusahaan Estée Lauder, pada tahun 2001. Lauder menemukan bahwa penjualan lipstik justru mengalami peningkatan di saat ekonomi lesu. Kenapa? Karena dibanding beli barang mahal seperti tas branded atau gadget canggih, masyarakat lebih memilih barang kecil yang tetap bikin senang tanpa merusak dompet (atau setidaknya itu yang mereka kira!).
Hingga sekarang bukan cuma lipstik yang menjadi sasaran barang-barang murah, bahkan seperti kita tahu kopi premium ukuran mini juga sangat digemari, terutama buat mereka yang doyan nongkrong. Kalau dulu mau ngopi di kafe aja kudu bayar mahal, sekarang banyak gerai kopi yang menyediakan secangkir kopi dengan harga terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.
Selain kopi dan lipstik, banyak marketplace yang menawarkan harga murah dengan diskon fantastis. Misalnya, pernik-pernik rumah tangga yang menawarkan harga mulai dari harga Rp1.000! Belum lagi dengan embel-embel free ongkir!
Kenapa Kita Mudah Terjebak Lipstick Effect?
Fenomena ini enggak terjadi tanpa alasan. Ada beberapa penyebab utama, seperti:
- Stres Ekonomi
Banyaknya tekanan finansial yang membuat beberapa orang merasa hidup itu cuma buat kerja, kerja, dan kerja. Akhirnya mereka mengambil solusi atas nama self reward dengan berbelanja kecil biar hati senang! Sayangnya, hal ini sering kali terjadi secara impulsif dan tidak terencana.
- Psikologi Konsumen
Kebanyakan dari kita, ingin merasa tetap punya kendali atas sesuatu. Biasanya berlindug dari kata mental healing. Jadilah mereka yang katanya merasa perlu healing melakukan pembelanjaan printilan sebagai bentuk self-care instan.
- Rayuan Diskon dan Promo
Pemilik brand tahu banget kelemahan kita! Mereka sering kasih promo untuk barang-barang kecil biar tetap laku meskipun kondisi ekonomi lagi sulit. Apalagi ada free ongkir tanpa minimal pembelian!
Dampak Negatif Lipstick Effect
Sekilas, belanja kecil kelihatan harmless. Namun, kalau tidak dikontrol, efeknya bisa merugikan, misalnya:
Perencanaan Keuangan yang Berantakan. Pembelian kecil yang sering ternyata bisa menghabiskan anggaran bulanan tanpa terasa. Akhirnya dompet pun enggak terpakai karena sering boncos!
Tabungan Menyusut Perlahan. Alih-alih menabung, uang malah habis buat sesuatu yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan.
Utang Konsumtif. Kalau udah mulai pakai kartu kredit atau pinjaman buat belanja, apalagi paylater secara impulsif, nge-RIBA banget!
Peran BMT HSI: Biar Penghasilan Enggak Habis Buat Jajan
Tenang, ada solusi agar kita tidak gampang terjebak dalam fenomena Lipstick Effect. Salah satunya, bijak mengelola keuangan bersama BMT HSI. Caranya?
- Daftar BMT HSI
Sisihkan penghasilan kita untuk membayar simpanan wajib tiap bulan. Hanya 50 ribu per bulan, kita bisa menikmati seluruh fasilitas dari BMT HSI. Selain punya tabungan, kita juga bisa dapat SHU!
- Tabungan dan Investasi
Daripada uang habis buat jajanan kecil, kenapa tidak disisihkan buat tabungan atau investasi syariah? BMT HSI punya berbagai opsi untuk bantu kita menyimpan uang dengan cara yang lebih berkah.
- Edukasi Keuangan Syariah
BMT HSI rajin banget memberikan edukasi soal pengelolaan uang supaya kita tidak kebablasan dalam berbelanja
- Pembiayaan Bebas Riba
Kalau butuh beberapa keperluan elektronik, seperti handphone atau laptop, bahkan kendaraan, BMT HSI juga punya skema pembiayaan syariah yang lebih sehat dan tidak membuat kita terjerat utang berbunga tinggi.
Belanja kecil itu boleh, asal tetap sadar dan tidak berlebihan. Daripada terjebak Lipstick Effect, yuk, mulai lebih bijak dalam mengelola keuangan! Bersama BMT HSI, kita bisa tetap menikmati hidup tanpa harus khawatir dompet jebol setiap akhir bulan. Setuju, kan? Pliss! Jangan sampai terjebak RIBA gara-gara Lipstick Effect!!